Di sebuah Desa, ada 3 bersaudara bernama Reme, Romo, dan Rimi. Reme si anak sulung adalah anak yang pemberani. Romo si tengah adalah anak yang senang membaca, atau sering disebut si Kutu Buku. Rimi, satu-satunya anak perempuan di keluarganya, dan juga anak bungsu adalah anak yang sangat mencintai binatang. Mereka bertiga mempunyai 3 sahabat bernama Seli si tomboy, Mali si pelawak, dan Junu si kaya. Seli adalah sahabat dekat Rimi karena mereka sama-sama perempuan dan sama-sama menyayangi binatang. Reme, Romo, Mali, dan Junu adalah 4 anak yang sangat berani. Mereka pernah melewati kuburan yang kata orang sangat angker, setelah waktu subuh (sekitar jam 5 pagi), karena ingin pergi ke Lapangan Sepak Bola. Jalan yang biasa mereka lewati untuk pergi ke lapangan itu ditutup karena ada perbaikan jalan. Reme, Romo, Rimi, Seli, Mali, dan Junu hanya takut kepada Allah. Mereka adalah anak yang baik hati dan jujur.
Suatu hari, mereka bermain sepak bola di lapangan. Rimi, Seli, dan Junu satu tim, sedangkan Reme, Romo, dan Mali satu tim....
“Seli, oper ke aku!” kata Junu. Seli mengoper dan Junu mengambil operan dari seli. “Rimi, tangkap! Kata Junu. Hupp, dengan tangkasnya Rimi menangkap operan dari Junu. “Rimi....... Shooooott!!!!!” Teriak Seli dan Junu berbarengan, ketika Rimi tepat di depan gawang Reme dkk. Dengan sekuat tenaganya, Rimi menendang bola itu, dan Romo yang menjadi kiper kewalahan sehingga..... “Gooooooolllll!!!!” Seru Seli. “Kita menaaaaangg!!! 3-2!!”. “Oke, kita kalah, sekarang, sudah jam 8. Pulang yuk, aku sudah capek nih” Kata Reme. “Kak, bolanya gak diambil?” Kata Romo. “Eh, tolong ambilin dong dek. Nanti bola kakak ilang, terus, kita main bola pake apa?” Seru Reme. “Oh iya ya.. Oke deh, tungguin aku yaa” Sahut Romo. Saat Romo mengmbil bola.....
“Heeii! Apa ini? Seperti gerbang yang ada di film Harry Potter, deh! Sini kalian semuaa” Teriak Romo. “Ada apa sih? Teriak-teriak?! Waaahhh” Kata Junu, ia sangat terkesima dengan gerbang tadi. “Eh, kita coba masuk yuk, mungkin aja ada hadiah di dalemnya.. Hehe” Kata Rimi, langsung nyerocos. “Eh iya, mungkin aja itu adalah kejutan untuk kita. Betul juga kata Rimi!” Kata Seli ikut-ikut. “Aaaahhh imajinasi kalian tuh tinggi banget sih! Masa gerbang kayak gini dibilang ada hadiahnya?!” Kata Mali. Tiba-tiba saja Rimi masuk ke dalam gerbang tadi, karena tersandung kerikil yang ada di depannya. “Duk!” Bunyi Rimi tersandung. “Aaahhh, aku jatuuuuhhh~” Seru Rimi. “Rimiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!” Seru kedua kakaknya dan ketiga sahabatnya. “Ayo kita susul Rimi! Aku takut kita tidak bisa bertemu lagi dengan Rimi!” Kata Seli. “Ayo!” Seru reme, Romo, Mali, dan Junu..
“Whoaaa... Kepalaku pusiiiinnngg!!” Kata Romo, yang langsung diiyakan oleh yang lain. Tepat saat Romo memegang tangan Reme, mereka terjatuh di dekat Rimi. “Akhirnya aku bertemu dengan kalian lagiii!!” Seru Rimi. “Tapi kita ada dimana ya?”. “Coba aku liat di GPS ku dulu ya!” Kata Junu yang mempunyai alat-alat canggih. Tiba-tiba, Mali melihat batu yang pernah ia lihat di Museum. “Hei, ini kan batu yang waktu itu aku lihat di Museum di kota, waktu aku diajak oleh Paman Oki! Kalau gak salah, batu ini, katanya ada di zama Jurassic!” Katanya. “Berarti kita ada di zaman Jurassic dong?!” Kata Seli. “Ya, benar katamu, Seli. Kita ada di zaman Jurassic, di GPS ku tertulis 208 juta tahun yang lalu!” Kata Junu dengan muka serius. Setelah Junu berkata begitu, teredengar isak kecil dari Rimi. “Berarti kita gak bisa pulang dong? Aku belum nonton Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2!!!!! Huaaaaaaaaa!! Kata Ibu, Paman Goro mau mengajakku nonton Harry Potter.. Huaaaa!!” Tangis Rimi. “Yaelah Rimi, aku juga kok. Udah, kamu jangan nangis. Kan ada kakak sama yang lain. Udah dong. Kan besok kita nonton sama-sama”. Kata Romo. “Sekarang, kita jelajahi saja zaman ini. Siapa tahu, nanti kita dapet jalan keluarnya”. “Oke deh!” Seru semuanya. Saat mereka berjalan, mereka melihat binatang-binatang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Dan ketika itu, mereka bertemu dengan seekor Dinosaurus. Rimi yang ketakutan melihat Dinosaurus yang sangat besar itu langsung ketakutan dan memegang erat tangan Reme. “Hiiiiii.... Dinosaurus itu besar banget!! Serem ihh..” Kata Rimi. “ Tenang aja Rimi, bentar lagi kita keluar dari zaman ini kok!” Kata Seli. Mereka terus berjalan sampai bertemu dengan sekelompok Brontosaurus. Para brontosaurus itu mengelilingi sebuah benda yang aneh. Semacam gerbang yang pernah membawa mereka ke zaman Jurassic. “Hei! Itu benda yang membawa kita ke zaman ini kan?” Tanya Junu. “Ya itu dia! Aku harus mengucapkan terima kasih kepada para Brontosaurus itu!” Kata Mali. “Kucakucamangakepegroaarparr....” Kata Mali lagi. Ia mengira itu adalah bahasa Brontosaurus. “Sudah, kami mengerti apa yang kalian bicarakan” Sahut seekor Brontosaurus. Keenam anak tadi kaget. Ternyata, Brontosaurus itu bisa bahasa manusia karena mereka telah terkena revolusi. “Terima kasih atas bantuan kalian untuk menemukan gerbang yang kami cari” Kata Romo. ‘ya sama-sama. Aku mendengar kalian membicarakan gerbang ini”. Kata Brontosaurus. “Oke teman-teman, ayo kita melewati gerbang ini. Satu.... Dua.... Tiga..!!!” Seru Junu sambil melompat dan diikuti oleh yang lain. “Whooooaaaaa..... Aku merasa muaaaaall.... Hueeekk” Kata Romo sambil memegang kantung plastik. Saat Romo memegang tangan Rimi, mereka semua mendarat diatas jalan layang. “Dimana lagi kita? Bangunannya aneh-aneh!” Tanya Rimi. “Di GPS ku tertulis kalau kita berada di tahun 2050” Kata Junu. “Haaaaaaaaahh?!?!?!?!?!?!” Semuanya kaget. “Yaaaahh, kita harus mncari gerbang itu lagi dong?!” Tanya Seli. “Yahh, begitulah” Jawab Reme. “Ayo, kita cari gerbang itu. Semakin cepat kita mencari, semakin cepat kita bisa pulang!”. “Aaaahhh, tunngu dulu dong! Aku capek! Kakiku gempor niiiihhhh!!!!” Kata Mali”. “Yasudah, ayo kita cari sekarang!”. Mereka menjelajahi tahun 2050 sambil melihat gedung-gedung yang menjulang tinggi dalam berbagai bentuk. Ada juga taman kota yang sangat asri. Lalu....
“Heeiiiii!!! Aku menemukannyaaaaaaaaa!!” Kata Romo. “Alhamdulillah, kita bisa pulaaaanggg” Seru semuanya. Saat mereka masuk ke dalam gerbang itu, mereka berputar-putar dan kembali ke Desa Muni, desa yang mereka cintai. Setelah itu, mereka tidak pernah menemukan gerbang aneh yang sebenarnya adalah mesin waktu....